Power supply atau yang juga dikenal dengan nama catu daya merupakan sebuah rangkaian elektronika yang digunakan sebagai penyedia sumber energi listrik untuk perangkat-perangkat elektronika dalam hal ini energi listrik tegangan DC.
Pada khayalak umum, nama power supply biasa dikenal dengan nama adaptor. Komponen utama dari power supply pada umumnya antara lain :
- Transformator atau trafo : sebagai penurun tegangan, misal tegangan AC 220 VAc menjadi AC 12 VAc
- Dioda : sebagai penyearah, dan sering digunakan dioda bridge (satu komponen terdiri dari 4 komponen diode sebagai penyearah tegangan)
- Kapasitor jenis ElCo (Elektrolit Condesator) : Sebagai filter atau penyaring guna meredam tegangan ripple pada rangkaian power supply
- Transistor : sebagai penstabil tegangan
PRINSIP KERJA DARI POWER SUPPLY
Dari dioda terhubung ke kapasitor atau ElCo yang berperan sebagai penyaring tegangan ripple yang masih bocor. Dan terdapat transistor yang berfungsi sebagai penstabil tegangan, dan output dari tegangan tersebut dapat dihubungkan ke perangkat elektronika lainnya. Apabila menginginkan output yang bervariasi misalnya power supply dengan output tegangan 5 VDC, 12 VDC, maupun 12 VDC bisa dipilih keluaran dari output dengan sakelar switching pada transformator. Dikarenakan pada umumnya, transformator yang dijual pada pasaran terdapat beberapa tegangan output sekaligus. Sehingga mudah dalam menentukan akan kebutuhan tegangan DC yang akan digunakan. Input yang diterima oleh rangkaian power supply berupa tegangan AC yang sudah diturunkan tegangannya melalui transformator (trafo) contoh kasus tegangan PLN 220VAc menjadi 12VAc. Setelah itu, terdapat dioda yang bertugas menyearahkan tegangan AC menjadi DC sehingga dari 12VAC menjadi 12VDC.
LED merupakan istilah yang berasal dari singkatan Light Emitting Diode. Komponen tersebut terbuat dari bahan yang bersifat semi konduktor, serta masih termasuk dalam kategori dioda. Sebagai komponen elektromagnetik, LED dapat memancarkan sinyal monokromatik melalui tegangan bias maju. Meskipun dapat menghasilkan cahaya, namun pada LED tidak seperti lampu pijar lainnya. Meskipun berfungsi untuk menghasilkan cahaya, namun tidak menimbulkan panas karena LED tidak menggunakan pembakaran filamen.
Berdasarkan bentuknya, LED memiliki tampilan yang sama seperti bohlam lampu pijar. Komponen tersebut juga dapat menghasilkan cahaya dengan aneka warna yang tergolong berbeda. Nah beragam warna yang dihasilkan oleh LED ini berasal dari bahan semikonduktor yang terdapat pada alat tersebut. Dimana beragam bahan yang bersifat semikonduktor ini difungsikan sebagai salah satu pembentuk LED. Cara kerjanya yakni dengan membuat alat tersebut dapat memancarkan aneka cahaya dengan beragam warna. Misalnya seperti merah, hijau, biru dan lain warna lainnya.
1. Miniature LED
Seperti namanya, jenis miniature LED ini bisa dikatakan mempunyai ukuran paling kecil dari jenis lainnya. Penggunaannya biasanya hanya diaplikasikan untuk hiasan atau keperluan dekorasi saja.
2. Bicolor LED
3. Super Flux LED
uper flux LED merupakan jenis LED yang memiliki 2 kutub positif dan juga 2 kutub negatif. Oleh karenanya, LED tersebut biasanya menggunakan konsumsi listrik yang relatif tinggi. Untuk penggunaannya, super flux LED sering dipakai untuk beberapa keperluan. Diantaranya yakni untuk penerangan jalan, papan iklan, reklame dan lain sebagainya.
5. COB LED
COB LED (Chip On Board LED) merupakan jenis LED yang dalam satu papan terdiri dari banyak sekali chip. Karena memiliki banyak chip, maka tingkat cahaya yang dihasilkan oleh lampu LED tersebut lebih terang dan merata. COB LED bisa dibilang sebagai perbaikan dari jenis LED yang sebelumnya, yakni SMD LED. Sebagai versi yang lebih baik, COB LED memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya seperti memiliki penyebaran cahayanya yang lebih merata, lampu tidak cepat panas, dan lain sebagainya.
6. HIGH POWER LED
high power LED ini dapat menghasilkan cahaya dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan LED yang lainnya. Namun meskipun demikian, tipe high power LED ini cenderung lebih mudah panas. Hal ini karena kemampuannya menghasilkan cahaya yang lebih intens daripada LED biasanya. Untuk penggunaannya, high power LED bisa ditemukan di jalanan umum. Baik untuk penerangan ataupun lampu pada papan iklan dan reklame. Agar tidak terjadi overheating, jenis lampu LED tersebut sangat cocok untuk digabungkan dengan sistem tenaga surya.
Berdasarkan warnanya, daya yang dimiliki oleh lampu LED dibedakan menjadi beberapa poin berikut ini:
- Warna kuning yaitu lampu LED dengan daya 2,2 volt.
- Warna merah yaitu LED dengan daya 1,8 volt
- Warna hijau adalah lampu LED yang diproduksi dengan daya 3,5 volt.
- Warna biru digunakan untuk lampu LED dengan daya 3,6 volt.
- Warna putih untuk lampu LED daya 4,0 volt.
- Lampu inframerah LED memiliki data 1,2 volt.
FUNGSI LED
- LED digunakan untuk indikator dalam beberapa rangkaian elektronik.
- LED digunakan pada remot kontrol untuk sensor inframerah. Misalnya saja seperti lampu LED kecil yang digunakan pada remot AV player, TV, AC dan lain sebagainya.
- Pada alat-alat elektronik seperti televisi atau komputer, LED digunakan sebagai komponen untuk layar monitor.
- LED digunakan sebagai papan periklanan, reklame dan lain sebagainya.
- LED digunakan untuk backlight layar smartphone, TV, monitor dan lain-lain.
- LED digunakan untuk sarana penerangan outdoor, misalnya saja untuk memenuhi kebutuhan penerangan area rumah, penerangan jalan raya bahkan pada kendaraan tertentu.
- LED juga digunakan untuk keperluan dekorasi ruangan dan lain sebagainy
CARA KERJA LED
LED juga memiliki 2 buah kutub yakni kutub positif (P) dan negatif (N). Untuk dapat memancarkan cahaya, LED terlebih dahulu perlu dialiri oleh arus listrik. Pada rangkaian, arus listrik nantinya akan dialirkan dengan sistim bias maju yakni dari anoda ke katoda. Ketika hal tersebut terjadi, kelebihan elektron yang terdapat pada kutub negatif (N) akan berpindah pada tempat lain. Misalnya saja pada area yang memiliki muatan positif (P material). Setelah itu elektron akan bertemu dengan hole lalu melepaskan proton sehingga LED akan memancarkan cahaya dengan bentuk satu warna (monokromatik).
Terlebih dahulu lihatlah grafik sebelah kanan. Pilihlah terang LED yang diinginkan dan pakailah grafik ini untuk menentukan arus yang diperlukan. Sebagai contoh, Kita memilih intensitas luminous ( tingkat terang gelap sebuah LED ) sebesar 1, diketahui bahwa arus sebesar 20 mA yang diperlukan.
Ini bearti bahwa arus 20 mA harus melewati LED untuk mendapatkan terangnya LED sebesar 1. Sekarang, kita dapat menghitung jatuh tegangan pada LED berdasarkan arus yang diketahui. Lihatlah grafik sebelah kiri pada 20 mA. Sekarang kamu tahu bahwa jatuh tegangannya sebesar 1,85 V. Ketahuilah bahwa jatuh tegangan pada LED tidak hanya sebuah fungsi dari arus, tetapi juga warna LED dan suhu (disebabkan perbedaan zat kimia pada LED ).
c. Servo
Bagian-bagian motor servo adalah:
1. Housing.
Bagian yang pertama dari motor servo adalah housing. Dimana housing merupakan komponen yang fungsinya untuk melindungi motor dari partikel-partikel eksternal.
Housing sendiri biasanya terbuat dari bahan logam aluminium yang didesain secara berlapis. Desainnya juga dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dibongkar dan dipasang dengan lebih mudah.
2. Bearing.
Bearing merupakan benda yang juga populer dengan sebutan laher. Bearing berfungsi untuk menjaga poros mesin agar tetap pada sumbunya. Selain itu, komponen ini juga berfungsi untuk menjadi tumpuan perputaran dari kedua benda tersebut.
Bearing juga berfungsi untuk mengurangi terjadinya gesekan angular sehingga dapat menghasilkan getaran yang rendah, namun tetap memiliki akurasi tinggi. Pada motor servo, bearing yang sedang beroperasi biasanya memiliki getaran yang halus dan tidak berisik.
3. Rotor.
Rotor merupakan komponen yang terletak di antara bagian poros motor, yaitu ditempatkan diantara dua bantalan.
Rotor adalah komponen motor servo yang bertugas untuk melakukan pergerakan. Jadi ketika mendapatkan tegangan, maka rotor akan bergerak dan melakukan perputaran.
4. Motor Shaft.
Motor shaft merupakan bagian yang fungsinya sebagai alat penggerak. Dimana komponen yang satu ini biasanya terbuat dari baja tempa.
Motor shaft bekerja dengan gearbox dan juga belt. Dengan adanya motor shaft, maka kecepatan pada motor dapat dikurangi dan torsinya dapat ditingkatkan.
5. Stator.
Stator menjadi bagian penting dari motor servo, fungsinya adalah sebagai stationer. Dimana stationer merupakan komponen yang berguna untuk menghasilkan medan magnet.
Komponen tersebut umumnya terdiri dari 12 lilitan yang akan dihubungkan pada kawat tembaga tunggal. Selain berfungsi untuk menghasilkan medan magnet, stator juga menjadi komponen yang bertugas untuk menghasilkan torsi.
6. Snap Ring.
Dengan adanya snap ring, maka kerusakan pada motor dapat dicegah atau setidaknya lebih terminimalisir. Snap ring sendiri merupakan komponen yang berfungsi untuk melindungi poros motor.
Dengan adanya komponen ini, maka poros motor tidak akan meluncur begitu saja. Selain itu juga dapat menghindar dari terjadinya tumbukan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, kerusakan pada motor akan lebih dapat terminimalisir.
7. Rem.
Pada saat mesin dimatikan, maka motor servo akan ditahan menggunakan rem. Jadi komponen yang satu ini berfungsi untuk mengerem atau menahan agar motor tidak lepas kendali. Utamanya yakni begitu motor dalam kondisi e-stop yang menyala.
8. Bearing Keeper.
Bearing keeper merupakan komponen yang berfungsi untuk melindungi bearing. Jadi, kegunaannya adalah untuk mencegah agar bearing tidak mudah terlepas dari wadahnya.
9. O Ring.
Pada sebuah motor servo, Anda juga akan mendapati beberapa komponen O ring. Dimana O ring merupakan bagian yang fungsinya untuk seal atau penyekat.
Komponen O ring terbuat dari bahan plastik polimer, serta biasanya ditempatkan diantara dua bagian. Dengan adanya O ring, maka cairan yang berasal dari luar tidak akan mudah masuk ke dalam motor.
10. Encoder.
Sebagai perangkat elektromekanis, encoder fungsinya adalah untuk melakukan pengaturan kecepatan. Encoder atau yang dikenal juga dengan istilah detektor putaran ini merupakan komponen yang letaknya berada di bagian belakang mesin poros motor.
Encoder fungsinya untuk mendeteksi kecepatan dan juga posisi rotor. Dengan adanya econder, motor dapat menghasilkan resolusi tinggi dan juga respon yang cepat.
CARA KERJA SERVO
Untuk dapat bekerja, motor servo dikendalikan oleh komponen yang bernama econder. Jadi, econder menggunakan sinyal PWM untuk menentukan putaran poros dan juga sudut putaran dari servo. Ketika motor servo mendapatkan sinyal PWM, maka secara otomatis econder akan memutar poros motor untuk bergerak menuju posisi yang ditargetkan. Econder yang berperan sebagai potensiometer bertugas untuk mencari sudut paling tepat bagi posisi motor servo. Jadi sebelum terdeteksi sudut yang tepat, econder akan terus mencari dan mengarahkan poros motor sehingga ditemukan titik sudut yang benar. Ketika sudah dalam posisi yang tepat, maka sistem closed loop akan membuat sudut putaran poros berada dalam posisi tetap untuk beberapa waktu. Dengan begitu, walaupun mendapatkan gangguan dari luar, namun faktor internal servo akan mempertahankan agar posisi sudut tetap dalam kondisi diam untuk waktu tertentu. Namun posisi tersebut tidak berlangsung dalam waktu lama. Karena hanya berlaku sekitar 20 ms saja. Jadi, agar posisi porosnya tetap berada dalam posisi yang tepat. Motor harus diberi sinyal secara terus menerus. Cara kerja motor servo inilah yang disebut sebagai metode close loop. Dimana motor secara otomatis akan mencari sudut yang tepat dengan menggunakan teknik umpan balik. Hal ini juga menjadi kelebihan motor servo yang membedakannya dari jenis motor biasa.
JENIS JENIS MOTOR SERVO
1. BERDASARKAN PUTARAN
- Potensional Rotation
Jenis yang satu ini digunakan untuk motor yang memiliki putaran 180°. Yang menarik, motor jenis ini ternyata dapat diatur posisinya sesuai keinginan. Hal ini berlaku baik posisi searah jarum jam ataupun berlawanan dengan jarum jam. Pada motor yang menggunakan metode potensional rotation, juga terdapat komponen yang bernama gearbox. Dimana gearbox ini berfungsi untuk menentukan posisi sudut, serta mencegah putaran agar tidak melewati batas. Motor servo yang menggunakan sistem kerja dengan metode ini, biasanya diaplikasikan untuk beberapa keperluan. Salah satunya yaitu digunakan untuk penyusunan sistem robotik. Misalnya saja untuk lengan robot, lutut, dan juga bagian-bagian persendiannya.
- Linier Rotation
Linier rotation memiliki mekanisme yang hampir mirip dengan potensional rotation. Namun pada tipe linear, penggunaan gearbox yang dipakai sedikit berbeda. Dimana gearbox yang digunakan disini memakai mekanisme rack and pinion sehingga membuat gearbox tersebut dapat bergerak maju dan mundur. Motor tipe linier rotation penggunaannya cukup jarang. Karenanya pemakaiannya hanya digunakan pada jenis industri tertentu saja.
- Countinios Rotation
Jenis motor servo yang satu ini memiliki kelebihan, yaitu sudut putarannya yang dapat diatur hingga posisi 360°. Jadi, motor tersebut dapat diatur dengan fleksibel, serta dapat berputar ke segala arah. Meskipun sekilas cara kerjanya tidak beda jauh dengan motor biasa. Namun motor servo tetap memiliki kelebihan yang layak untuk dipertimbangkan. Salah satunya yaitu karena memiliki torsi dan tingkat keakuratan yang tinggi.
2. BERDASARKAN ARUS YANG DIGUNAKAN
- Motor Servo AC
Motor servo AC merupakan aktuator putar yang bekerja dengan menggunakan arus AC. Pada motor listrik tersebut, terdapat komponen yang bernama econder. Dimana econder merupakan alat yang berfungsi untuk mengontrol sistem kerja dari sebuah motor listrik. Econder memberikan kontrol loop tertutup, sehingga motor dapat menggunakan tegangan dan torsi yang lebih besar. Hasilnya, servo dapat menghasilkan akurasi dan juga toleransi yang tinggi. Karena spesifikasi yang dimilikinya, motor jenis AC ini biasanya digunakan untuk keperluan besar. Salah satunya yaitu dipakai untuk keperluan industri. Contoh pengaplikasiannya yakni umum dipakai untuk otomatisasi robotika, mesin CNC dan perangkat-perangkat lainnya yang membutuhkan tingkat akurasi tinggi.
- Motor Servo DC
Motor servo DC juga merupakan motor yang bekerja dengan menggunakan arus DC. Dibanding dengan yang sebelumnya, motor DC memiliki reaksi induktif amature yang rendah. Selain itu, daya, torsi dan baterai yang dimilikinya juga lebih kecil. Sehingga penggunaannya hanya dipakai untuk mesin-mesin sederhana. Misalnya seperti remote control, mainan anak dan lain-lain.
d. Arduino Uno
Arduino Uno adalah salah satu dari sekian jenis produk dari keluarga arduino yang papan elektroniknya memiliki mikrokontroler ATMega 328.
IC mikrokontroler di papan eletronik itu nantinya bertindak seperti layaknya sebuah komputer dikarenakan memiliki CPU, RAM, mapun ROM.
Dengan kata lain Arduino Uno merupakan board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet).
Ia memiliki 14 pin input dari output digital, dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset.
Agar mikrokontroler dapat digunakan,pengguna cukup menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.
Yang spesial dari Uno ini adalah dalam hal koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial.
Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model referensi untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks board Arduino.
SPESIFIKASI ARDUINO UNO
– Mikrokontroler : ATMega32P
– Tegangan operasional pada 5 Vdc
– Tegangan masukan (rekomendasi) pada 7 – 12 Vdc
– Jumlah Digital I/O > 14 pin
– Jumlah analog Input > 6 pin
– Flash Memory 32 KB
– SRAM 2 KB
– eepROM 1 KB
– Clocking speed > 16 MHz
– Panjang papan elektronik > 68.6 mm
– Lebar papan elektronik > 53.4 mm
– Berat modul : 25 gr
Sementara Arduino Uno yang terbaru saat ini yakni R3 sudah memiliki fitur tambahan yakni:
– Pinout yang juga ditambah dengan pin khusus SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan 2 pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF. Untuk ke depannya, module shield kompatibel dengan board yang beroperasi dengan tegangan 5V.
– Rangkaian RESET yang lebih efektif
– Penggunaan Atmega 16U2 menggantikan Atmega 8U2
DAYA ARDUINO UNO
Sumber daya Arduino UNO bisa berasal dari koneksi USB atau dengan sebuah power suplai eksternal. Sumber dayanya pun dipilih secara otomatis.
adapun persediaan tegangan eksternal (non-USB) diperoleh dari tegangan masukan adaptor DC dengan range minimal 6 – 20Vdc ataupun baterai.
Adaptor dihubungkan dengan mencolokkan sebuah jack plug DC yang panjangnya 2,1 mm ke power jack dari board. Sedangkan untuk baterai dapat dihubungkan menggunakan kabel jumper.
Pin daya yang terdapat pada Arduino Uno yakni:
– VIN yakni tegangan supply masuk sebesar 5V, sebagai pengganti daya dari USB maupun dari power supply jack DC.
– 5V yakni tegangan keluaran yang difungsikan catu daya untuk module, sensor, maupun shield
– 3V3 yakni tegangan keluaran khusus dengan output 3.3 v, yang difungsikan sebagai catu daya
– GND yakni pin ground baik untuk VIn, 5V, maupun 3V3
MEMORI
Papan Ic Arduino Uno jenis ATmega328 dilengkapi 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (EEPROM liberary).
Input dan Output
Dalam perangkat ini, terdapat masing-masing 14 pin digital yang dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi dengan daya 5 volt.
Masing-masing pin bisa memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kOhms. Ada juga beberapa pin yang mempunyai fungsi khusus yakni:
– Serial 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan dengan chip Serial ATmega8U2 USB-to-TTL.
– Eksternal menyela: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai. Lihat (attachInterrupt) fungsi untuk rincian lebih lanjut.
PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi analogWrite ().
SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan SPI library.
LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.
Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan perpustakaan Wire.
Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog. Digunakan dengan fungsi analogReference ().
Reset. Bawa baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.
FUNGSI ARDUINO UNO
Seperti layaknya papan elektronik Arduino Uno berfungsi membuat program untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika.
Dan fungsi Arduino Uno ini dibuat untuk memudahkan pengguna dalam melakukan prototyping, memprogram mikrokontroler, membuat alat-alat canggih berbasis mikrokontorler.
PEMROGRAMAN ARDUINO UNO
Memprogram Arduino sangat mudah, karena sudah menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi C++ yang mudah untuk dipelajari dan sudah didukung oleh library yang lengkap.
Arduino-Uno-project
CONTOH PROJECT DENGAN ARDUINO UNO
Arduino Uno digunakan dalam banyak project seperti:
– Lampu flip-flop, lampu Lalu-lintas
– Robot pintar; line follower, maze solver, pencari api, dll
– Mengontrol motor stepper,
– Mendeteksi suhu dan mengatur suhu ruang,
– Jam digital
– Timer alarm
– Display LCD, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Grafik respon
- Download HTML disini
- Download Rangkaian disini
- Download jurnal 1 disini
- Download jurnal 2 disini
- Download jurnal 3 disini
- Download jurnal 4 disini
- Download jurnal 5 disini
- Download Video Percobaan disini
- Download Datasheet Resistor klik disini
- Download Datasheet Kapasitor klik disini
- Download Datasheet Induktor klik disini
- Download Datasheet LED klik disini
- Download Datasheet Motor DC klik disini
- Download Datasheet Potensiometer klik disini
- Download Datasheet Motor Driver L293D klik disini
- Download Datasheet Arduino Uno klik disini
- Download Datasheet sensor LDR klik disini
- Download Datasheet MQ4 Gas sensor klik disini
- Download Datasheet Rain sensor klik disini
- Download Datasheet sensor DHT22 klik disini
- Download Datasheet sensor Load cell klik disini
No comments:
Post a Comment